Malua atau Naik Sidi di Gereja: Pengertian dan Signifikansinya
Malua atau yang sering disebut sebagai Naik Sidi adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Batak yang memiliki arti "Lepas". Dalam bahasa Indonesia, istilah "Malua" ini dikenal dengan sebutan "Naik Sidi". Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengertian dan signifikansi dari Malua atau Naik Sidi dalam konteks Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan).
Malua: Upacara Penting dalam Gereja HKBP
Malua Sebagai Tanda Kesetiaan
Prosesi Naik Sidi dalam gereja HKBP merupakan sebuah upacara kebaktian atau prosesi yang dilakukan oleh jemaat Gereja HKBP. Upacara ini memiliki tujuan utama untuk mengakui kesetiaan dan iman mereka kepada Tuhan. Ini adalah momen penting dalam kehidupan rohani jemaat HKBP.
Pergantian Menuju Kedewasaan
Malua atau Naik Sidi adalah langkah menuju kedewasaan dalam iman Kristen. Peserta Naik Sidi harus telah menyelesaikan pendidikannya yang dikenal sebagai "Marguru Malua". Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang ajaran Kristen Protestan dan pengenalan yang lebih baik terhadap jalan keselamatan melalui Yesus Kristus.
Keyakinan Gereja HKBP
Sebagai sebuah denominasi Kristen, HKBP meyakini ajaran Kristen Protestan. Mereka memandang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Oleh karena itu, acara Naik Sidi ini memiliki makna yang mendalam bagi mereka.
Pengakuan Iman
Dalam acara Naik Sidi, peserta secara tegas mengakui iman mereka kepada Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Mereka berkomitmen untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan dan menghindari larangan-Nya.
Peserta Memakai Pakaian Putih
Saat mengikuti upacara Naik Sidi, peserta mengenakan pakaian serba putih. Ini adalah simbol kemurnian dan kesucian dalam iman mereka.
Naik Sidi dan Perkawinan
Status Naik Sidi adalah salah satu syarat untuk menikah dalam Gereja HKBP. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang telah mencapai kedewasaan dalam iman Kristen.
Upacara Naik Sidi
Biasanya, upacara Naik Sidi dilakukan dalam bahasa Batak pada ibadah minggu. Para peserta Naik Sidi akan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli dalam bahasa Batak, yang dikenal sebagai "Manghatindanghon Haporseaon".
Pengakuan Iman
Dalam Bahasa Batak
Berikut ini adalah Pengakuan Iman dalam bahasa Batak:
Ahu porsea di Debata Jahowa, I do Ama pargogo na so hatudosan, na tumompa langit dohot tano...
Dalam Bahasa Indonesia
Sementara itu, ini adalah Pengakuan Iman dalam bahasa Indonesia:
Aku percaya kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa, khalik langit dan bumi...
Marguru Malua: Persiapan Menuju Naik Sidi
Sebelum mengikuti upacara Naik Sidi, peserta harus mengikuti Marguru Malua. Ini adalah tahap persiapan yang penting dalam perjalanan rohani mereka.
Materi yang Dipelajari di Marguru Malua
Materi yang dipelajari di Marguru Malua meliputi:
- Pengertian Mementomori HKBP
- Pengertian Sakramen HKBP
- Sakramen: Baptisan Kudus HKBP
- Sakramen: Perjamuan Kudus HKBP
- Pembagian Alkitab
- Teks Doa Bapa Kami dan Pembagiannya
- Teks Pengakuan Iman Rasuli
- Hukum Taurat Allah dan Orang Kristen
- Kesepuluh Hukum Taurat dalam Bahasa Batak Toba
- Kesepuluh Hukum Taurat
- Penampakan Jabatan Kristus
- Pokok-Pokok Ajaran Martin Luther
- 95 Dalil Martin Luther
- Garis-garis Besar dan Pembagian Kitab Perjanjian Lama
- Pembagian Kitab pada Perjanjian Baru
- Soal Ujian Tertulis Parguru Malua HKBP Pembatuan 2014
Doa Sebelum Belajar
Sebelum memulai belajar Marguru Malua, peserta biasanya memulainya dengan doa. Berikut contoh doa yang dapat digunakan:
"Tuhan Yesus, Anak Allah yang bertahta di kerajaan Sorga, saat ini kami hendak memulai belajar Marguru Malua. Bukalah hati dan pikiran kami agar kami dapat dengan baik memahami apa yang diajarkan oleh amang pendeta. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin."
Kesimpulan
Malua atau Naik Sidi adalah salah satu upacara penting dalam Gereja HKBP yang menandai kedewasaan dalam iman Kristen. Ini adalah momen pengakuan iman kepada Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Prosesi ini juga menjadi salah satu syarat untuk menikah dalam gereja ini.