Analisis Struktur Musikal, Makna Tekstual Dan Fungsi Singkat Ni Andung-Andung Pada Ibadah Ugamo Bangso Batak Berpusat Di Kelurahan Cinta Damai Kampung Lalang Kecamatan Medan-Helvetia Oleh April Gunawan Siahaan
Ugamo Bangso Batak adalah Organisasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang bersifat keagamaan dan mempercayai Debata Mulajadi Nabolon sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Dalam melaksanakan ibadahnya, selain berdoa ugamo bangso batak juga bernyanyi, mereka selalu menyebut kata pengantar sebelum menyanyikan nyanyian tersebut, yaitu "
Songon Singkat ni Andung-andungta" .
Secara etimologi, SINGKAT NI ANDUNGANDUNG berasal dari 2 kata, yaitu "Singkat" berarti "pengganti" sedangkan "Andung-andung" berarti "ratapan".
Dengan demikian Singkat ni andung-andung dapat diartikan sebagai pengganti ratapan. Sesuai dengan judul diatas, tujuan daripada penelitian ini adalah mendeskripsikan gambaran proses berjalannya ibadah ugamo bangso batak dan juga akan menganalisis struktur musikal, makna tekstual serta fungsi singkat niandung-andung dalam
ibadah ugamo bangso batak. Untuk mengkaji struktur musikal singkat ni andung-andung, penulis menggunakan teori yang dibuat oleh Bruno Nettl dalam bukunya yang berjudul
Theory and Method in ETHNOMUSICOLOGY tahun 1964.
Dalam buku tersebut dijelaskan beberapa cara mendeskripsikan musik yaitu: (1) tonalitas, (2) ritme, (3) bentuk, (4) tempo,dan (5) kontur melodi (1964: 1450-1550). Berikutnya, untuk mengkaji makna tekstual dalam beberapa nyanyian pada saat ibadah
Ugamo Bangso Batak, Untuk menjawab permasalahan di atas penulis menggunakan teori makna tekstual (
Alan P. Merriam), penulis juga menggunakan teori yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam (1964: 223-226), yaitu 10 Fungsi dan Penggunaan Musik.
Dari segi ilmu antropologi, para ahli telah mengkaji tentang manusia beragama, di samping mengkaji bentuk-bentuk kepercayaan manusia yang ada dimuka bumi serta mengkaji bentuk upacara keagamaannya (ritual).
Agama boleh dikatakan mengandung suatu kecenderungan batin (ruhani) manusia untuk berhubunngan dengan kekuatan yang terdapat dalam alam semesta guna mencari makna dari sesuatu yang berbeda sama sekali dari apa yang dikenal dan dialami manusia.
“Agama juga dimaksudkan untuk menunjukkan adanya hubungan antara manusia dengan kuasa gaib (diluar kuasa manusia) yang berasaskan kepada keyakinan dan kepercayaan tanpa memandang apakah budayanya masih sederhana atau sudah maju. Agama juga jalan bagi manusia menuju kuasa supernatural yang dalam hal ini apakah itu hantu, ruh ataupun yang disebut dengan Tuhan”
Sukar untuk menyetujui suatu definisi agama dan tidak ada definisi agama yang benar-benar memuaskan oleh karena keragaman agama itu sendiri . Tanpa mengulas satu per satu makna yang terkandung dalam agama (langit), yang jelas ada lima komponen yang biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu agama. Kelima komponen itu ialah : (1) emosi keagamaan, (2) sistem keyakinan, (3) sistem ritus dan upacara, peralatan ritus dan upacara dan (5) penganut agama atu umat.
Sistem ritus atau upacara agama adalah komponen penting dalam suatu agama karena semua kelakuan agama tampak tergambar dalam ritual, dan ritualritual itulah membentuk agama, sebagaimana kita lihat dalam praktiknya. Jadi, ritual bukan hanya sekedar komponen pelengkap dalam suatu agama, akan tetapi justru ia merupakan religion in ction atau agama dalam tindakan.
Upacara agama terdiri dari aktivitas dan tindakan manusia. Aktivitas dan tindakan itu merupakan wujud kebaktiannya kepada Tuhan, dewa-dewa, ruh nenenk moyang atau makhluk halus lainnya dengan maksud untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan penghuni dunia gaib lainnya.
Ada beberapa unsur yang terdapat pada sebuah upacara, yaitu :
1. Berdoa
2. Berkorban
3. Berprosesi atau berpawai
4. Berpuasa
5. Bersaji
6. Bersemadi
7. Bertapa
8. Intoksikasi atau mengaburkan pikiran dengan makan obat bius sampai kerasukan
9. Makan bersama dengan makanan yang telah disucikan dengan doa
10. Memainkan seni drama suci
11. Menari tarian suci
12. Menyanyikan nyanyian suci
Dalam setiap pelaksanaan upacara biasanya sejumlah peralatan upacara keagamaan banyak digunakan dan benda peralatan itu menjadi komponen imperatif dalam suatu agama.
Biasanya peralatan itu terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Tempat upacara itu dilakukan
2. peralatan yang dipakai pada saat upacara dilakukan
3. Pakaian yang dipakai seluruh peserta upacara baik laki-laki maupun perempuan
Sama halnya Ugamo Bangso Batak, terdapat lima komponen yang biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu agama, termasuk sistem ritus atau upacara agama, yaitu upacara partungkoan (upacara ibadah mingguan), ada juga beberapa unsur yang terdapat pada sebuah upacara partungkoan, dan dalam setiap pelaksanaan upacara partungkoan ada sejumlah peralatan upacara keagamaan banyak digunakan serta benda peralatan itu menjadi komponen imperatif dalam suatu agama.
Dalam pelaksanaan upacara partungkoan Ugamo Bangso Batak, terdapat unsur musik, yaitu menyanyikan sebuah nyanyian yang dikarang kedalam sebuah buku (bukku logu) berdasarkan tona-tona yang pernah disampaikan dari Sahala Raja Uti, dan biasanya mereka sebelum nyanyikannya, mereka menyebut nyanyian tersebut “songon singkat ni andung-andungta”, nyanyiannya adalah bukku logu no.03. Mulajadi Nabolon, bukku logu no.05. Sai Tiop Tangan Na,dan bukku logu no.09. Dame Ni Roha.
Ditinjau dari segi musikologis, penulis mencoba mentranskripsikannya kedalam notasi barat. Penganalisisan yang dilakukan terhadap struktur musik adalah (1) tonalitas, (2) ritme, (3) bentuk, (4) tempo,dan (5) kontur melodi.
Dari hasil keseluruhan transkripsi yang dilakukan dapat diketahui bahwa komposisi yang terdapat dari nyanyian tersebut bentuknya tiga kali pengulangan.
Berdasarkan pentranskripsian diatas, penulis menyimpulkan bahwa musik dalam konteks budaya batak toba (musik vokal) dapat dikaji berdasarkan teori musik, walaupun hasil dari penganalisisan musik tersebut tidak persis, namun hal itu dapat membantu pembaca untuk lebih mengetahui hasil dari penganalisisan.