- Ende mandideng, adalah musik vokal yang berfungsi untuk menidurkan anak (lullaby).
- Ende sipaingot, adalah musik vokal yang berisi pesan kepada putrinya yang akan melangsungkan pernikahan. Biasanya dinyanyikan pada waktu senggang saat menjelang pernikahan.
- Ende pargaulan, adalah musik vokal yang secara umum merupakan “solo chorus”, dan dinyanyikan oleh kaum muda-mudi dan daam waktu senggang, biasanya malam hari.
- Ende tumba, adalah musik vokal yang khusus dinyanyikan sebagai pengiring tarian hiburan (tumba). Penyanyinya sekaligus menari dengan melompat-lompat dan berpegangan tangan sambil bergerak melingkar. Biasanya ende tumba ini dilakukan oleh para muda-mudi atau remaja di alaman (halaman kampung) pada malam terang bulan.
- Ende sibaran, adalah musik vokal yang menggambarkan cetusan penderitaan seseorang yang berkepanjangan. Penyanyinya adalah orang yang menderita tersebut, dan biasanya dinyanyikan di tempat yang sepi.
- Ende pasu-pasuan, adalah musik vokal yang berkaitan dengan pemberkatan,dan berisi lirik-lirik tentang kekuasaan yang abadi dari Yang Maha Kuasa. Biasanya dinyanyikan oleh para orang tua kepada keturunannya.
- Ende hata, adalah musik vokal berupa lirik yang diimbuhi ritem yang disajikan secara monoton, seperti metric speech. Liriknya berupa rangkaian pantun dengan bentuk pola “aa bb” yang memiliki jumlah suku kata yang sama. Biasanya dimainkan oleh kumpulan anak-anak yang dipimipin oleh seseorang yang lebih dewasa atau orang tua.
- Ende andung, adalah musik vokal yang bercerita tentang riwayat hidup seseorang yang telah meninggal, yang disajikn pada saat atau setelah disemayamkan. Dalam ende andung alunan melodi biasanya muncul secara spontan sehingga penyanyinya haruslah penyanyi yang cepat tanggap dan terampil dalam sastra yang menguasai beberapa motif-motif lagu yang penting untuk jenis nyanyian ini.
|
Sketsa Budaya Batak, Martumba |
Demikian juga Hutasoit yang dikutip oleh Ritha Ony membagi kelompok musik vokal menjadi tiga jenis, yaitu :
- Ende namarhadohoan, yaitu musik vokal yang diyanyikan untuk acara-acara namarhadodoan (resmi).
- Ende siriakon, yaitu musik vokal yang dinyanyikan oleh masyarakat Batak Toba dalam kegiatan sehari-hari.
- Ende sibaran, yaitu musik vokal yang dinyanyikan dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa kesedihan atau dukacita.
Tetapi apabila dikaji lebih rinci dari banyaknya jenis musik vokal pada masyarakat Batak Toba, maka dibuat pengklasifikasian yang lebih mendetail terhadap nyanyian-nyanyian tersebut sesuai dengan sudut pandang masing-masing.
Berikut ini adalah pembagian jenis musik vokal Batak Toba oleh Jan Harold Brunvand yang dikutip oleh Ritha Ony (1983:13).
Jenis musik vokal tersebut sebagai berikut :
- Nyanyian kelonan (lullaby), yaitu musik vokal yang mempunyai irama halus, tenang, berulang-ulang, ditambah dengan kata-kata kasih sayang sehingga dapat membangkitkan rasa kantuk bagi si anak yang mendengarkan. Contoh: Mandideng.
- Nyanyian kerja (work song), yaitu musik vokal yang mempunyai irama dan kata-kata yang bersifat menggugah semangat,sehingga dapat menimbulkan rasa gairah untuk bekerja. Contoh : Luga-luga solu.
- Nyanyian permainan (play song), yaitu musik vokal yang mempunyai irama gembira serta kata-kata yang lucu dan selalu dikaitkan dengan permainan. Contoh: Sampele-sampele.
- Nyanyian yang bersifat kerohanian atau keagamaan, yaitu musik vokal yang teksnya berhubungan dengan kitab Injil, legenda-legenda keagamaan, atau pelajaran-pelajaran keagamaan. Contoh: Metmet ahu on.
- Nyanyian nasehat, yaitu musik vokal yang liriknya berisi nasehat tentang bagaimana pola bertingkah laku yang baik. Contoh: Siboruadi.
- Nyanyian mengenai hubungan berpacaran dan pernikahan, yaitu musik vocal yang liriknya biasanya mengungkapkan kebiasaan muda-mudi yang sedang bercinta dan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan. Contoh: Madekdek ma Gambiri.
|
Sketsa Budaya Batak, Sidedeng Si Boru Tombaga |
Ada tiga jenis enasambel musik yang umum dipakai pada upacara adat perkawinan Batak Toba dahulu dan sekarang, yaitu: ensambel gondang hasapi, ensambel gondang sabangunan dan musik.
Ensambel Gondang Hasapi
Secara umum ensambel yang lazim digunakan untuk upacara adat perkawinan namun masa sekarang hampir tidak digunakan lagi penggunaanya pada upacara perkawinan. Instrumen yang dipakai dalam ensambel ini terdiri dari : hasapi doal, sarune etek, garantung, mengmung, hesek.
|
Sketsa Budaya Batak, Hasapi |
- Hasapi doal, instrumen ini sama dengan hasapi ende namun dalam permainannya hasapi doal berperan sebagai pembawa ritem konstan. Ukuran instrumen hasapi doal lebih besar sedikit dari hasapi ende.
- Sarune etek, adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal. Klasifikasi ini termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lobang nada (empat dibagian atas, satu dibagian bawah) dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa.
- Garantung, adalah instrumen pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok xylophone. Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu.
- Mengmung, adalah instrumen pembawa melodi konstan yang memiliki tiga senar. Senarnya terbuat dari kulit bamboo tersebut. Klasifikasi instrumen ini bisa dimasukkan kedalam kelompok idiochordophone.
- Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong. Instrument ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu logam. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.
- Sarune bolon (shawm, oboe), yaitu sejenis alat tiup berlidah ganda (double reed) yang berperan sebagai pembawa melodi dan dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa. Instrumen ini tergolong kepada kelompok aerophone.
|
Parsarune, Sumber foto,Youtube : Budaya Saya |
Ensambel Gondang Sabangunan
Sampai zaman sekarang gondang sabangunan lazim dipakai pada upacara adat perkawinan Batak Toba, khususnya pada saat pemberian ulos maupun sebagai pengisi acara.
|
Sketsa Budaya Batak, Gondang Sabangunan |
Instrumen yang dipakai pada ensambel yang dipakai dalam ensambel gondang sabangunan terdiri dari :
- Taganing, yaitu lima buah gendang yang terdiri dari odap-odap, paidua odap, painonga, paidua ting-ting, dan ting-ting dan berfungsi sebagai pembawa melodi dan juga sebagai ritem variabel dalam beberapa lagu. Klasifikasi intrumen ini termasuk kedalam kelompok membranophone, dimainkan dengan cara dipukul membrannya dengan menggunakan palu- palu/stik.
Di dalam permainan taganing terdapat empat teknik memukul, yaitu :
1. Memukul stik pada bagian tengah gendang
2. Memukul stik pada pinggiran gendang
3. Memukul stik pada tengah dan menghentikannya seketika dengan cara menekan permukaan gendang dengan ujung stik
4. Menekan permukaan gendang dengan ujung jari tangan kiri.
Gordang, satu buah gendang yang lebih besar dari taganing yang berperan sebagai pembawa ritem kostan maupun variabel. Instrumen ini sering disebut sebagai bass dari ensambel gondang sabangunan.
Alat musik ini dimainkan dengan menggunkan dua buah stik pemukul, sama dengan memainkan taganing. Sarune bolon, termasuk pembawa melodi yang memiliki lidah ganda, dimainkan dengan cara mangombus marsiulak hosa. Klasifikasi instrument ini termasuk kedalam kedalam kelompok aerophone.
Ogung (gong), yaitu empat buah gong yang diberi nama oloan, ihutan, doal dan panggora. Setiap ogung mempunyai ritem yang sudah konstan. Instrument ini berperan sebagai pembawa ritem konstan atau pembawa irama dalam gondang sabangunan. Klasifikasi ini termasuk ke dalam kelompok idiophone.
Odap, yaitu gendang dua sisi yang berperan sebagai pembawa ritem variabel.
Pada praktiknya alat musik ini sangat jarang dimainkan. Kehadirannya dalam ensambel gondang sabangunan lebih terbatas pada upacara-upacara ritual kepercayaan, seperti yang ditemukan pada masyarakat parmalim yang masih melanjutkan kepercayaan Batak Toba. Klasifikasi instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone.
Hesek, adalah instrument pembawa tempo (ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan botol kosong.
Instrument ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan irama dari suatu logam. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.
Musik tiup adalah ensambel yang paling umum digunakan pada upacara adat Batak Toba masa kini. Ensambel ini dianggap sangat efektif karena sifatnya yang dinamis dalam arti dapat memainkan berbagai macam lagu, baik rohani gereja, lagu populer, maupun lagu-lagu rakyat Batak dan lagu-lagu diluar Batak lainnya.
Penulis berpendapat karena kemampuannya itulah sehingga selera masyarakat Batak secara umum, baik yang berasal dari perantauan maupun yang berdomisili di luar kota dapat dipenuhi oleh musik ini.
Walaupun dalam penyebutannya ensambel ini disebut musik tiup atau musik saja, namun beberapa instrumen tradisional Batak telah dipadukan dengan musik tiup tersebut.
Instrumennya terdiri dari :
- Trumpet merupakan salah satu alat musik tiup logam yang pada awalnya digunakan sebagai sinyal panggilan. Trumpet dikenal sebagai alat music transposisi yang bisa memainkan lagu dari semua kunci/keytone.
- Saxophone merupakan alat musik tiup logam (brass wind) dengan reed tunggal seperti pada alat musik klarinet.
- Trombone merupakan instrumen yang terbuat dari bahan kuningan (brass) dan bahan lain dari besi putih atau besi stainless.
Jenis trombone ada dua, yaitu :
- Slide trombone, alat musik tiup logam dengan warna suara tersendiri yang memungkinkan suara diproduksi dengan halus.
- Valve trombone, yaitu trombone yang diciptakan untuk mencapai kemudahan dalam formasi dan penggunaannya.
Priskila, Anita Romauli. 2015. Musik Pada Upacara Adat Perkawinan Batak Toba Di Kota Medan: Kajian Fungsi, Kontinuitas, Dan Perubahan. Medan. Fakultas Ilmu Budaya, Departemen Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara
Baca juga tulisan sibatakjalanjalan.com lainnya :