Zaman Kerajaan di Nusantara, Indonesia
Kerajaan-kerajaan di Indonesia sesungguhnya telah sangat-sangat lama, bahkan diduga, Nusantara telah terbentuk dari dua ujung Superbenua Pangaea di era Mesozoikum atau sekitar 250 juta tahun yang lalu. Kemudian fosil-fosil dari Homo erectus ditemukan juga sebagai bukti di beberapa tapak di pulau Jawa saat ini.
Dibawah ini penulis sibatakjalanjalan akan menjelaskan 25 Kerajaan yang pernah ada di Nusantara atau Indonesia kini.
Silahkan sematkan komentar teman-teman bila ingin menambahkan atau member kritik maupun saran.
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yang tertua yang pernah ada di Indonesia. Kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Kutai ialah:
- Kudungga (raja pertama)
- Aswamarwan
- Mulawaman
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, yang ada pada tahun 450 M, di Jawa Barat. Raja yang memerintah saat itu adalah Purnawarman.
3. Kerajaan Kaling
Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jawa Tengah. Raja yang memerintah adalah Ratu Sima. Ratu Sima menghendaki agar rakyatnya benar-benar menjadi orang yang jujur. Dan Pendeta yang terkenal pada saat itu adalah Jhanabhadra.
4. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya ada pada abad ke-7 di Sumatra (dikenal juga sebagai Kerajaan Buddha).
Raja-raja yang pernah memerintahKerajaan Sriwijaya ialah:
1. Sri Jayanaga
2. Balaputradewa
3. Sri Sangrawijayatunggawarman.
Guru agama Buddha yang terkenal pada saat Kerajaan Sriwijaya ialah Sakyakirti.
Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, antara lain sebagai berikut :
1. Terjadinya serangan Raja Colamandala dari India.
2. Terjadinya serangan Raja Kertanegara dari Singasari.
5. Kerajaan Melayu
Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.
6. Kerajaan Mataram Hindu
Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan.
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Hindu ialah:
1. Sanna
2. Sanjaya, bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya
3. Rakai Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana
Setelah pemerintahan Rakai Panangkaran, Kerajaan Mataram pecah menjadi dua, sebagian memeluk agama Buddha, sebagian memeluk agama Hindi Syailendra Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendra Hindis berkuasa di sekitar Pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram dipersatukan kembali.
Raja-raja selanjutnya Kerajaan Mataram ialah:
1. Rakai Pikatan
2. Balitung, bergelar Rakai Watukura
3. Daksa
4. Tulodong
5. Wawa
6. Empu Sendok
7. Kerajaan Wangsa Isyana
Empu Sendok memindah kan pusat pemerintahan Syailendra ke Jawa Timur pada tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru yaitu Wangsa lsyana.
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Wangsa Isyana ialah:
1. Empu Sendok bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikrama- dharmotunggadewa
2. Sri Isyanatunggawijaya
3. Makutawangsawardhana
4. Dharmawangsa, bergelar Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikrama- tunggadewa
5. Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharma wangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa
Tahun 1401 Kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 (tugas pembagian disera kan kepada Empu Bharada), yaitu:
1. Jenggala atau Singasari, dengan ibukota di Kahuripan
2. Panjalu atau Kediri, dengan ibukota di Daha
8. Kerajaan Kediri
Kerajaan Jenggala diperintah oleh Raja Mapanji Garasakan. Kerajaan Kediri diperintah oleh Raja Sri Samarawijaya. Perebutan kekuasaan antara Jenggala dan Kediri berlangsung sampai tahun 1502.
Selanjutnya selama lebih kurang setengah abad kedua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah.
Tahun 1117 kerajaan Kediri tampil lagi dengan rajanya :
1. Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara
2. Jayabhaya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya. Masa Jayabhaya, kitab Bharatayudha digubah oleh Empu Sedah dan dilanjutkan oleh Empu Panuluh (Empu Sedah meninggal sebelum kitabnya selesai). Empu Panuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya
3. Sri Aryeswara
4. Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata
Pujangga yang terkenal pada masa Kerajaan Kediri ialah :
1. Empu Tanakung, dengan hasil karyanya Werasancaya dan Lubdaka
2. Empu Darmaja, dengan hasil karyanya Smaradhahana
Kerajaan Kediri tamat riwayatnya pada tahun 1222, karena ditaklukkan oleh Ken Arok.
9. Kerajaan Bali
1. Raja-Raja Wangsa Warmadewa
Salah satu wangsa terkenal yang memerintah di Bali ialah wangsa Warmadewa.
Raja Kerajaan Bali yang terkenal ialah :
1. Sri Candrabhayasingka Warmadewa
2. Udayana, bergelar Dharmodayana Warmadewa
Udayana berputra tiga orang yaitu:
1. Airlangga, yang nenjadi menantu Raja Dharmawangsa, dan kemudian menjadi raja di Kahuripan (kerajaan wangsa lsyana)
2. Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal)
3. Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka, tahun 1049
Dari pemerintahan Anak Wungsu ditinggalkan 28 buah Prasasti Singkat, yang antara lain ditemukan di Gua Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.
2. Raja-Raja Lain di Bali
Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali diperintah oleh raja-raja lain yang berganti-ganti, yang terkenal diantaranya:
1. Jayasakti, mempunyai kitab Undang-undang yaitu Uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (tahun 1133 1150).
2. Jayapangus, menggunakan kitab Undang-undang Manawasasana- dharma (1177-1181). Tahun 1284 Kerajaan Bali ditaklukkan oleh Kertanegara dari Singasari.
10. Kerajaan Singasari
Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan Negarakertagama.
Raja-raja yang memerintah Kerajaan Singasari ialah:
1. Ken Arok, setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Sa Amurwabhumi, kemudian kęturunannya terkenal dengan sebutan wanasa Rajasa.
2. Anusapati (anak Tunggul Ametung Ken Dedes) setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak)
3. Tohjaya (anak Ken Arok Ken Umang), setelah membunuh Anusapati, Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh : Ranggawuni (anak Anusapati) dan Mahisa Campaka (anak Mahisa Wonga Teleng atau cucu Ken Arok Ken Dedes).
4. Ranggawuni bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Campaka sebagai Ratu Anggabhaya yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.
5. Kertanegara bergelar Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara (tahun 1269 1292), merupakan Raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya-singhawarman Raja Campa. Tahun 1292 ditaklukkan oleh Jayakatwang dari Kediri.
11. Kerajaan Majapahit
1. Kertarajasa Jayawardhana (1292 - 1309)
Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dari Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang telan menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.
Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwang dari Kediri maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya dibantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya.
Akhirnya Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :
1. Tribhuwana sebagai permaisuri
2. Gayatri, yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit
3. Narendraduhita
4. Prajnaparamita
Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan 3 orang putra :
1. Jayanegara (dari permaisun)
2. Sri Gitarja (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan
3. Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha
2. Sri Jayanegara (1309- 1328)
Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Timbul pemberontakan, yaitu :
1. Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban,
2. Pemberontakan Sora pada tahun 1311,
3. Pemberontakan Nambi pada tahun 1316,
4. Pemberontakan Kuti pada tahun 1319, ibukota Majapahit berhasil diduduki dan Raja Jayanegara mengungsi ke Desa Bedander di-kawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut kembali, dan kembali Sri Jayanegara bertahta. Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan dan kemudian Kediri. Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan)
3. Tribhuwana (1328-1350)
Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra. Maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarja, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribhuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.
Timbul Pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, karena jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada saat pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.
Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribhuwana yang mewakil- kannya menyerahkan kekuasaannya pada anaknya bernama Hayam Wuruk.
4. Rajasanegara (1350 1389)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih.
Kuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.
Karya sastra yang terkenal diantaranya :
1. Negarakertagama karya Empu Prapanca
2. Sutasoma atau Purusadashanta dan Arjunawijaya karya Empu Tantular
Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Raja Hayam Wuruk wafat.
5. Wikramawardhana (1389-1429)
Raja Hayam Wuruk dengan permaisuri hanya mempunyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawardhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit.
Tahun 1401-1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana, Bhre Wirabhumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikrama- wardhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil akibat dari satu persatu daerahnya melepaskan diri.
Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir)
12. Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai adalah kerajaan Islam Nusantara yang pertama. Letaknya di Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhokseumawe) berdiri abad ke-13.
Raja-raja Samudera Pasai ialah :
1. Sultan Malik al Saleh, tahun 635 Hijriah atau 1297 Masehi
2. Sultan Muhammad bergelar Sultan Malik al Tahir
13. Kerajaan Demak
1. Raden Patah (500 - 1518)
Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama, Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak.
Selanjutnya Demak berkembang menjadi pusat pengembangan agama Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka dikuasai oleh Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang Malaka tetapi gagal.
2. Pati Unus (1518 -1521)
Pati Unus terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja.
3. Sultan Trenggana (1521 -1546)
Sultan Trenggana adalah menantu dari Pati Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran.
Tahun' 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukkan Pasuruan. Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan).
Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar).
14. Kerajaan Pajang
Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arva Penangsang atas bantuan kyai Ageng Pemanahan. Jaka Tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.
Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan.
Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut, digagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan).
Pangeran Benawa merasa tidak sanggup menggantikan ayahandanya, maka menyerahkan kekuasaan ke pada Sutawijaya, yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.
15. Kerajaan Mataram Islam
Sutawijaya lebih dikenal dengan Panembahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601.
16. Kerajaan Banten
Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di Demak timbul perebutan kekuasan maka pada tahun 1522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai Raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama lslam di Gunung Jati, Cirebon.
Raja-raja Kerajaan Banten yang lain ialah :
1. Pangeran Yusup (1570)
2. Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang
3. Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara
Dan merupakan tahun dimana Bangsa Belanda datang pertama kali di Indonesia.
17. Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara.
Raja-raja Kerajaan Malaka ialah:
1. Paramisora, pelarian dari Majapahit, yang telah masuk Islam berganti nama Sultan Iskandar Syah
2. Sultan Mansyur Syah
3. Sultan Mahmud Syah
Tahun 1511, Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
18. Kerajaan Aceh
Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Kerajaan Pedir.
Raja-raja Kerajaan Aceh ialah:
1. Sultan lbrahim, Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka dikuasai Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.
2. Sultan Iskandar Muda (1607 1639) mencapai puncak kejayaannya.
19. Kerajaan Ternate
Berdiri kira-kira abad ke-13. Abad ke-14 Ternate menjadi kerajaan Islam. Masa pemerintahan Sultan Baabullah, Tenate mencapal puncak kejayaan.
Tahun 1575 Kerajaan Ternate berhasil mengusir Portugis dari Maluku. Baabullah bergelar Yang Dipertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai Filipina.
20. Kerajaan Tidore
Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbaik kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa Portugis dari Maluku. Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nuku, yang gigih berjuang mengusir Belanda. Wilayahnya meliputi Halmahera, Seram, Kai, sampai Papua.
21. Kerajaan Makasar
Pada abad ke-16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tallo atau Makasar dengan ibukota di Sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi.
Raja-raja Kerajaan Makasar ialah :
1. Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuminya adalah raja Tallo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah
2. Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan
22. Kerajaan Banjar
Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-16 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukkan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan). Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang telah masuk Islam ganti nama Sultan Suryanullah.
Baca juga tulisan kami yang lainnya :