Kembali lagi dalam artikel sibatakjalanjalan yang khusus
kali ini kita akan membahas mengenai budaya Bangsa Batak tentang Huta, Horja
dan Bius.
Dan penting untuk penulis sibatakjalanjalan jelaskan lebih dahulu
diawal tentang arti dari Huta, Horja dan Bius ini lalu tentang bagaimana di
luar daerah dari Toba memahami/mengartikan kata diatas.
Oke kita bahas satu-persatu ya teman-teman,
Pertama adalah Huta
Jika dapat kita artikan secara harafiah. Huta dapat
diartikan sebagai suatu kelompok perhimpunan dalam satu kampung.
Lalu huta
tersebut memiliki pemimpin yang disebut Raja Huta, dan tentu seperti yang kita
ketahui bersama sampai saat ini bahwa suatu kampung biasanya diisi/memiliki
penduduk dengan marga yang hampir/berkaitan satu dengan yang lainnya.
Kedua adalah Horja
Sedikit informasi tambahan bahwa arti Horja dalam bahasa
Batak Toba dengan Batak Angkola dan Batak Mandailing dapat memberikan pengartian yang
sedikit berbeda ya teman-teman sibatakjalanjalan.com .
Dalam Batak Toba, Horja
diketahui memiliki hubungan dengan Bius, yang dimana Horja merupakan suatu
perhimpunan yang terdiri dari beberapa Huta (bisa terdiri dari 10-15 huta dalam
satu Horja).
Atau kemudian dalam bahasa Batak Toba Horja diketahui juga sebagai
acara yang berhubungan dengan pesta marga diantara suku Batak Toba.
Sedangkan makna/arti dalam bahasa teman-teman Batak Angkola
dan BatakMandailing bahwa Horja itu bisa memiliki hubungan dengan pesta pernikahan.
Contoh yang paling dekat dan mungkin teman-teman ingat adalah saat pernikahan
putri Presiden Joko Widodo. Bobby Nasution dengan Kahiyang Ayu.
Dimana saat
pesta pernikahan tersebut mereka menggelar apa yang disebut sebagai “Horja
Godang”, yang artinya mereka mengadakan pesta adat besar-besaran dengan
melaksanakan seluruh rangkaian adat pernikahan sesuai dengan suku Batak
Mandailing.
Lalu Bius
Merupakan orang yang memiliki peran seperti
halnya seorang dewan dalam musyawarah adat Batak Toba dan biasanya seorang Bius
merupakan perwakilan dalam musyawarah adat yang menghubungkan antara Raja Huta
dan Horja.
Bius pada dasarnya merupakan paguyuban yang memiliki pemerintahan
dalam wilayah tertentu saja. Tugas seorang Bius pada dahulu kala merupakan
pengelola dan penguasa sistem irigasi, mengatur semua kegiatan yang berhubungan
dengan keagamaan, sebagai pengayom dan penertib hukum juga pertanahan
masyarakat wilayah adat yang berada dalam pemerintahan dan wilayah
kepemimpinannya.
Hilangnya nafas kerbau/(disebut sebagai horbo lae-lae)
sebagai harapan bahwa hilang pula segala bala dan kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan
Inilah salah satu tradisi Batak yang ada sejak dahulu dan patut di lestarikan
Acara Horja Bius dahulu bersifat sakral sebagai upacara persembahan kepada
leluhur yang telah mendirikan sebuah perkampungan.
Suatu budaya yang
menggambarkan sistem musyawarah membahas segala permasalahan yang diputuskan
secara bersama untuk dijalankan bersama.
Dalam upacara Horja Bius selalu
disertai dengan upacara Manghalat/Mangalahat Horbo, yaitu mempersembahkan
kerbau pilihan yang ditambatkan pada ‘borotan’ (batang kayu yang ditancapkan)
‘Marsatti’ (membuat persembahan) sekaligus ‘Mangaliat’ (manortor berkeliling)
lalu kerbau/horbo tersebut disembelih.
Namun pada masa kini upacara ini telah
dimodifikasi sehingga tampak seperti teater kolosal untuk melestarikan budaya
Batak Toba dan mendukung potensi pariwisata Danau Toba, khususnya Samosir,
sebagai tujuan wisata kelas dunia.
Untuk tambahan teman-teman pembaca sibatakjalanjalan
sekalian, kerbau yang digunakan merupakan kerbau yang tidak terlalu muda
dantidak terlalu tua.
Demikian artikel sibatakjalanjalan.com kali ini tentang
“Huta, Horja dan Bius” .
Saya seorang penulis yang bisa memberikan informasi akurat dan mudah dipahami. Saya tertarik mempromosikan budaya dan kultur suku Bangsa Batak dengan teknologi supaya anak cucu kita di masa depan bisa mengenalinya. Saat menulis, saya selalu berusaha menyampaikan informasi dengan jelas agar mudah dimengerti oleh pembaca. Saya terus berlatih menulis untuk memberikan manfaat yang lebih banyak bagi pembaca dan masyarakat luas.