50+ Foto Tarutung Tempo Dulu Sejarah Lengkap dengan Masyarakat adat Batak di Silindung Berwarna
Foto Sejarah Kota Tarutung
Adapun kota Tarutung masa kini lebih dikenal juga dengan nama kota destinasi wisata dan rohani. Mengapa begitu? SibatakJalanJalan akan menjawab kepada teman-teman sekalian.
Kota Tarutung juga terkenal dengan destinasi wisata rohani akan penyebar Injilagama Kristen Muson Lyman dan Nomensen. Hal ini dinyatakan dengan berdirinya tempat wisata rohani Salib Kasih dan Gereja-gereja yang semakin bertumbuh seiringnya waktu.
SibatakJalanJalan.com rasa sudah cukup untuk sebagai pembuka artikel kita kali ini. Dan jangan lupa untuk berkomentar, subscribe akun instagram-twitter-tumblr-youtube dan halaman Facebook sibatakjalanjalan.com ya teman-teman.
Foto 1, Wanita Batak.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Pada foto terlihat sekumpulan wanita suku Bangsa Batak yang sedang membuat pot, tungku dan hudon. Hudon adalah suatu wadah yang digunakan sebagai tempat untuk menanak nasi.
Foto 2, Wanita dan anak-anak.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1930. Pada foto tampak wanita/ibu-ibu dengan anak-anak yang didepannya terdapat tembikar, pot, tungku dan hudon.
Foto 3, Kamp Militer.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Pada foto terlihat kamp militer (tangsi/barak) Tarutung pada masa tahun tersebut.
Foto 4, Sopo Partungkoan, Bangunan bernilai sejarah kota Tarutung .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1920. Sopo Partungkoan pada masa dulu digunakan sebagai tempat bertukar/barter dan berniaga yang saat ini kita kenal tempat seperti ini adalah dengan nama pasar.
Namun seiring waktu Sopo Partungkoan berubah perannya menjadi tempat yang kaya akan sejarah dan budaya Tapanuli Utara, dan kini juga difungsikan sebagai gedung kesenian dan perhelatan acara-acara.
Foto 5, Lembah di lihat dari salah satu sisi kota Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Pada foto terlihat lembah dengan sungai yang membelah daratan kota Tarutung. Saat ini telah banyak dilakukan pemugaran dan berdirinya bangunan-bangunan perumahan dan usaha.
Foto 6, Salah satu sisi daerah yang kini dikenal dengan Kecamatan Muara .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Kota Tarutung dahulu dikenal sangat luas, hingga mencakup daerah-daerah perbukitan dan pantai-pantai Danau Toba.
Seiring semakin berkembangnya kehidupan dan otonomi daerah yang terus digencarkan maka daerah-daerah tersebut terbagi-bagi menjadi kecamatan-kecamatan yang baru pula.
Foto 7, Kamp Militer di Kota Tarutung .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Sebagai kota yang juga dikenal sebagai pusat niaga dan pemerintahan maka kota Tarutung juga dilengkapi dengan petugas-petugas penjaga keamanan negara, seperti TNI.
Tempat pada foto kini dikenal juga sebagai Tangsi Tarutung (dalam bahasa militer berarti Barak) .
Foto 8, Pintu masuk Kamp Militer Tangsi/Barak Tarutung .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Terlihat penjagaan dan orang-orang yang berkumpul di sekitar pintu masuk kamp Tarutung yang terlihat asri dan bersih.
Foto 9, Landscape kota Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Salah satu pemandangan kota Tarutung pada zaman dulu tampak perbukitand an permukiman penduduk.
Foto 10, Sungai dan gunung.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Ada 3 (tiga) sungai yang ada di kota Tarutung. Dan dalam foto adalah sungai Aek Situmandi dan gunung Dolok Martimbang yang dahulu merupakan gunung berapi aktif dan pernah meletus.
Foto 11, Pemandangan Kamp Militer Tarutung/Tangsi/Barak.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Tampak Kamp Militer dikelilingi pepohonan rindang.
Foto 12, Kamp Milter Tarutung/Tangsi/Barak.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1960. Pada foto tampak lebih dekat kepada kamp Militer di Tarutung.
Foto 13, Terowongan Batu Lubang.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1930. Lokasi Terowongan ini berada di jalan lintas Tarutung-Sibolga dimana terowongan ini benar-benar membelah batu yang sangat besar. Ditempat ini teman-teman SibatakJalanJalan akan menemukan terowongan lain dan terdapat 2 (dua) terowongan.
Foto 14, Pemandangan dan jalan lintas Tarutung-Sibolga.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1930. Pemandangan yang asri dan indah ini masih terjaga hingga saat ini berada di jalan lintas tarutung-Sibolga, meski sudah mulai berdiri banguan rumah dan usaha penduduk setempat.
Foto 15, Pemandangan dan jalan lintas Tarutung-Balige .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1890-1930. Jalan lintas Tarutung-Balige juga membelah lembah dan pegunungan di Tapanuli, kini pemandangan asri dan indah ini juga dapat anda lihat di jalan yang sama, meski mulai tampak bangunan rumah dan usaha penduduk setempat.
Foto 16, Penenun Batak di Tarutung ke Silungkang.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Para penenun Ulos Batak yang dikirim ke Silungkang (atau Siloengkang, nama kota berasal dari dokumentasi tahun1926/27) yang berada di antara Solok dan Sawah Lunto untuk mengembangkan seni menenun dan mendemonstrasikannya di desa-desa Batak.
Foto 17, Getah/Haminzon atau Benzoin.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Memanen getah dengan cara memahat, menyadap masih merupakan pekerjaan yang dilakoni masyarakat suku Bangsa Batak di daerah saat ini. Getah kini dikenal juga sebagai Kemenyan.
Dan dikenal sebagai Benzoin pada masyarakat Internasional. Untuk masyarakat suku Bangsa Batak kemenyan dikenal sebagai Haminzon.
Foto 18, Proses Menyadap Kemenyan.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Proses menyadap kemenyan atau Haminzon salah satunya dilakukan dengan memanjat dan memahat pohon Benzoin langsung.
Foto 19, Memanen Benzoin.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Memanen kemenyan dari pohon Benzoin tidak harus selalu dengan cara dipanjat/dinaiki. Namun juga dapat dari bagian pohon yang dekat dengan tanah.
Foto 20, Proses mendapatkan getah Benzoin.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Getah Kemenyan atau Haminzon juga dapat diperoleh dengan cara menggoreskan pada bagian pohon secara langsung seperti tampak pada foto.
Foto 21, Orang-orang di pasar dan berjualan babi.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Babi atau dikenal sebagai Pinahan Lobu sejak dahulu sudah dikenal sebagai salah satu hewan yang legal dijual di pasar dengan cara terlebih dahulu di kemas.
Saat ini berjualan daging Pinahan Lobu/Babi masih berlangsung di pasar-pasar di Tapanuli dengan cara bervariasi, yaitu kini dengan sudah disembelih terlebih dahulu.
Foto 22, Saudagar/Pengepul/Pengumpul/Tokke.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1900-1940. Foto seorang saudagar/pengumpul/pengepul atau dikenal sebagai Tokke (sebutan pengepul dan pengumpul suatu komoditi dalam bahasa daerah Batak) Getah Benzoin atau Haminzon .
Foto 23, Jalan Balige-Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1910-1920. Proyek jalan lintas Balige-Tarutung sebagai penghubung dan mempermudah kegiatan masyarakat.
Foto 24, Pemandangan di Bonan Dolok dan Sibolga.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1910-1920. Pemandangan asri dan lembah di jalan lintas Sibolga-Tarutung.
Dan pemandangan indah ini masih tetap bisa anda nikmati saat ini, meski mulai tampak bangunan perumahand dan usaha dari penduduk setempat.
Foto 25, Keluarga Belanda.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1912. Pada foto tampak keluarga ‘H N Van Der Heyden’ dan seorang anak perempuan bernama ‘Cornelia’, di depan rumah mereka di kota Tarutung.
Foto 26, Istri dari Raja Nasia.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Raja Nasia adalah salah satu raja/penguasa/pemerintah adat dari Tarutung, dan tampak foto dari istri Raja Nasia dengan pakaian tradisional suku adat Bangsa Batak.
Foto 27, Pembangunan jalan dan desa Sipaholon.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Tampak pada foto pembangunan jalan lintas Tarutung-Sipaholon (berada diantara Tarutung dan Siborong-borong) juga pembangunan permukiman penduduk setempat.
Foto 28, Jalan Balige-Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Tampak pada foto sungai yang membelah kota Tarutung dari sudut proyek jalan lintas Balige-Tarutung.
Foto 29, Pemandangan kota Tarutung dari sudut sebelum dibangunnya jalan Salib Kasih (1993).
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Tampak pada foto bentangan dataran luas Tarutung yang saat ini sudah menjadi ramai oleh bangunan perumahan dan usaha penduduk setempat dari salah satu perbukitan yang saat ini disebut sebagai Kecamatan Simorangkir.
Dan juga jalan menuju Salib Kasih.
Foto 30, Banjir Aek Sigeaon.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Banjir pada sekitaran daratan sungai Aek Sigeaon Tarutung akibat meluapnya air sungai.
Foto 31, Air Terjun di jalan Sibolga-Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Tampak pada gambar adalah air terjun yang berada dekat dengan sisi jalan lintas Sibolga-Tarutung dan di puncak air terjun tampak beberapa orang pria.
Foto 32, Desa Pearaja.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Tampak jalan dari desa Pearaja dilihat dari sudut jalan lintas Sibolga-Tarutung dimana persawahan menghimpit kedua sisi jalan menuju desa tersebut.
Foto 33, Permandangan Tarutung-Balige.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Foto ini adlaah gambaran awal dari proyek jalan Tarutung-Balige pada awal-awal sebelum pembangunan.
Foto 34, Konstruksi jalan di Uluan/Oeloean.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1917. Saat ini Uluan/Oeloean merupakan bagian dari Kabupaten Toba Samosir dan pada foto tampak konstruksi jalan yang sedang di kerjakan di Kecamatan Uluan.
Foto 35, Sekelompok Petenis.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1918. Tampak sekelompok petenis yang berada di lapangan yang ada di Tarutung.
Foto 36, Baum-De Veer-Schreuder.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1918. Pada foto tampak mister ‘Baum’,’De Veer’, ‘Schreuder’ .
Foto 37, Rumah Belanda.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1919. Pada foto tampak salah satu rumah dengan gaya bangunan Belanda.
Foto 38, Batu Kapur dan Uap Belerang.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1920-1930. Bebatuan kapur yang besar dan dengan aroma uap belerang yang dimaksud pada foto diperkirakan berada di daerah Sipaholon, sekitar Tarutung dan jalan lintas Balige-Tarutung.
Foto 39, Pejabat Belanda.
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1920-1939. Pejabat pemerintah Belanda tersebut bertugas sebagai pengendali atau ‘controller’ yaitu Statius Muller dan Asisten Residen Schroder .
Foto 40, Proses penyortiran daun Gambir.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. ‘Gambir’ atau daun Gambir digunakan sebagai salah satu bahan untuk menyirih dan merupakan salah satu komoditi pada saat dulu, foto diambil di sekitar pasar Tarutung.
Foto 41, Jual beli benang Ulos.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Proses pembuatan kain Ulos tentunya dilalui dengan memilih bahan dari benang terbaik dan pada foto tampak proses jual-beli yang dilakukan masyarakat suku Bangsa Batak di pasar Tarutung.
Foto 42, Mengetok pohon Benzoin.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Salah satu proses untuk memanen pohon Benzoin atau dalam bahasa Batak adalah Haminzon dengan cara mengketok-ketokkan pada pohon Benzoin tersebut.
Foto 43, Proses mendapatkan getah dari pohon Benzoin.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Proses memanen getah Benzoin/Haminzon dapat dilakukan dengan cara memanjat pada foto yang akan dipanen, dan tampak pada foto proses panen getah tersebut lebih dekat.
Foto 44, Pasar Tarutung.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Pasar Tarutung adalah salah satu pasar dengan pengunjung yang ramai menurut sejarah, dan nama Tarutung juga berhubungan dengan aktifitas tersebut. Pada foto tampak ibu-ibu dan yang sedang melakukan aktifitas berjualan. Aktifitas ini dalam masyarakat setempat disebut juga dengan ‘Marrengge-rengge’.
Foto 45, Beberapa orang Batak dan pasar.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Tampak beberapa orang sedang menuju pasar Tarutung dengan membawa barang-barang(termasuk juga hewan) yang akan dijual-belikan atau juga dibarter. Karena uang masih belum menjadi barang yang dimiliki semua orang. Hingga barter atau sistem barter menjadi pilihan.
Foto 46, Penjual pipa.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Aktifitas jual-beli dan barter juga meliputi barang seperti pipa pada masa dahulu.
Foto 47, Penjual ikan.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Pedagang yang ada di pasar Tarutung juga meliputi penjual ikan kering. Atau kita kenal juga sebagai ikan asin. Ikan yang berasal dari laut dan diawetkan dengan garam.
Foto 48, Penjual beras.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1927. Nasi yang berasal dari beras dan padi yang ditanam merupakan salah satu panganan dasar masyarakat Batak pada masa dahulu jga hingga sekarang.
Foto 49, Pemandangan alam dan gunung.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1932. Pemandangan ini diambil pada daerah diantara Balige dan Tarutung.
Foto 50, Seorang pria di jalan.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1935. Terlihat pada foto seorang pria yang sedang ada dijalan utama Tarutung-Balige.
Foto 51, Penjual Raru.
Deskripsi : Foto ini diambil pada tahun 1939. Raru, atau kayu Raru adalah bagian tambahan yang dicampurkan dengan Nira Aren(yang memiliki rasa manis) sehingga dengan penambahan raru/kayu raru akan terasa lebih sepat(meningkatkan cita rasa) dan meningkatkan kadar alkohol pada Nira menjadi minuman khas Batak bernama Tuak.
Foto 52, Masyarakat suku Bangsa Batak dan Rumah adat Batak .
Deskripsi : Foto ini diambil sekitar tahun 1971. Pada foto tampak seorang anak balita dan orang tua masyarakat Batak di depan rumah adat Batak, yaitu Rumah Bolon .
Foto 53, Wanita Batak Toba agama Parmalim.
Deskripsi : Foto ini diambil dengan waktu tak teridentifikasi. Selain agama Kristen dan Islam, salah satu agama yang berada dari luar suku Bangsa Batak yang dianut masyarakat Batak adalah agama Budha.
Foto 54, Penjual Hudon.
Deskripsi : Foto ini diambil dengan waktu yang tak teridentifikasi. Hudon adalah sebuah bejana yang digunakan untuk menanak nasi, mengukus dan memasak. Merupakan suatu wadah yang sangat berguna, dan masyarakat umum juga dapat mengenalinya dengan bentuk mirip tungku.
Tarutung na jolo. Mantap kali.
Horasss.. terimakasih telah berkomentar :)
Keren...
Horasss.. terimakasih telah berkomentar :)
Foto dan deskripsi yg luar biasa untuk referensi generasi mendatang. Salut. Semoga ini berkelanjutan sbg khazanah budaya Batak yg bermartabat
Terimakasih Leonhard stax, begitu juga dengan harapan dan doanya.
Sangat baik foto kenangan tarutung masa dulu dilihat generasi muda agar tertarik membangun bona pasogit
Terimakasih bang, kalau ada foto foto lainnya bang :)