|
Menari Tortor, Sumber gambar :Pinterest.com |
Berseragam dengan balutan Ulos, dengan warna mencolok merah,
hitam dan putih.
Gerakan tangan yang melambai-lambai.
Seirama dengan tempo musik, dimana lebih didominasi oleh tempo sedang, menuju tempo yang lebih cepat. Tidak jarang terkadang juga lambat, beriringan, lalu kemudian tarian ini diakhiri dengan mengucapkan "Horass.. horas... horass..."
Ini adalah gambaran tentang bagaimana sebuah kegiatan tari yang
disebut dengan tari Tortor atau Manortor dilakukan.
Tari Tortor atau menari Tortor biasanya diiringi dengan Gondang .
Dan bukan sekedar gerakan tarian semata, namun ada banyak makna yang tersaji
dalam tarian tersebut.
Pembukaan upacara adat dinyatakan secara terbuka setelah dilakukannya
sebuah acara yang merupakan bagian dari tari Tortor. Acara ini disebut dengan Tua ni Gondang, dimana pihak Hasuhutan atau Tuan Rumah meminta kepada
penabuh Gondang (pemain musik)untuk memainkan alat musiknya
dengan sopan dan santun.
Berikut adalah ungkapan atau kalimat yang digunakan untuk
diucapkan meminta penabuh Gondang untuk memainkan alat musiknya secara
sopan dan santun :
“Amang pardoai pargonci” (lalu pilih salah satu kalimat berikut) :
1. Alualuhon ma jolo
tu ompungta Debata Mulajadi nabolon, na Jumadihon nasa na adong, na jumadihon
manisia dohot sude isi ni potibion .
2. Alualuhon ma muse
tu sumangot ni ompungta sijolojolo tubu, sumangot ni ompungta paisada, ompungta
paidua, sahat tu papituhon .
3. Alualuhon ma jolo
tu sahala ni angka amanta raja na liat najolo .
Lalu mengapakah tarian ini disebut sebagai tari Tortor ?
Tarian ini disebut sebagai tari Tortor, yang sebenarnya berawal dari asal bunyi
hentakan kaki penari Tortor itu sendiri, yang berbunyi .. “tor...torr...” .
Dan perlu teman-teman sibatakjalanjalan.com ketahui bahwa masa dahulu penari Tortor, melakukan tarian Tortor berada didalam ruangan/indoor. Dimana kita bersama ketahui dahulu rumah-rumah
adat Batak terbuat dari bahan kayu, sehingga bunyi dari hentakan kaki penari menghasilkan getaran yang semakin memperjelas bunyi dari hentakan kaki para penari
tersebut. Seperti berbunyi “tor...tor..”
.
Tari Tortor biasanya diiringi oleh alat-alat musik yang
menghasilkan suara merdu, terdiri dari gondang, doal, terompet khas Batak, suling, tagading, sarune, odap, gordang,
kalem hesek, ogung, oloan dan panggora.
Adapun atribut dan properti selain alat musik yang harus
digunakan dalam menari Tortor ini adalah kain Ulos atau juga sering disebut
Ulos Batak.
Untuk teman-teman sibatakjalanjalan.com dapat mulai belajar cara menari Tortor sangatlah mudah,
caranya dengan menggerakkan tangan seirama dengan tempo musik NAMUN ANDA TIDAK BOLEH MELAKUKAN gerakan
dengan posisi tangan diatas bahu.
Mengapa ?
Karena apabila teman-teman melakukan hal ini dapat diartikan sebagai bentuk pelanggaran/PANTANGAN.
Dan seorang penari melakukan tarian Tortor dengan posisi tangan diatas bahu
dimana hal ini dapat berarti bahwa, orang yang melakukan hal tersebut dimaksudkan siap
menantang siapapun yang hadir dalam kegiatan upacara adat yang sedang
dilakukan. Baik dalam bidang ilmu kedukunan, beladiri dan sebagainya.
Dan upah bagi penari yang melakukan ini adalah kesialan
dalam hidupnya.
Dalam perkembangannya untuk dapat menari Tortor tidak banyak
kondisi atau properti yang harus dipenuhi, tarian ini kemudian tampak begitu
universal.
Yang berarti dapat dilakukan dimanapun, asalkan area tersebut luas
dan memadai. Penontonpun dapat ikut dalam acara menari ini, inilah yang membuat
bahwa tari Tortor itu semakin universal.
Khusus untuk acara yang bersifat hiburan, penonton dan penari tidak diharuskan
memakai properti pada umumnya.
|
Dua orang dewasa menari Tortor, Sumber gambar : Pinterest.com |
Pada dahulu kala (dan mungkin sampai saat ini masih ada)
Tari Tortor dilakukan sebagai perwujudan ritual keagamaan (contohnya dalam agama Parmalim). Dimana dalam ritual ini maka ada
properti tambahan seperti patung batu.
Untuk apa patung batu
ini ?
Patung batu ini nantinya akan dimasuki oleh roh-roh leluhur. Dimana hal gaib
terjadi, bahwa katanya patung batu ini akan dapat bergerak dengan sendirinya.
Inilah alasan kenapa ada beberapa orang atau kelompok yang kemudian berpendapat
bahwa tari Tortor merupakan salah satu tarian sakral.
|
Menari Tortor bersama, Sumber gambar : Pinterest.com |
Dalam melakukan suatu seni tertentu, pada umumnya teman-teman pembaca sibatakjalanjalan.com sering
menemui bahwa pemeran dari pementasan sebuah karya diharuskan memakai
properti/benda-benda tambahan untuk memberikan penonton pendekatan imaji atau penjiwaan dari karya itu
sendiri.
Begitupun tari Tortor, properti yang digunakan para penari
pada umumnya adalah sebagai berikut :
a)
Busana baju, yaitu baju di bagian dalam dan
dibagian luar menyerupai rompi
b)
Cawan atau mangkok kecil, hanya pada upacara
tertentu seperti Tortor Sapitu Cawan
c)
Kain selendang, atau lebih dikenal dengan Ulos
d)
Tas anyaman, hanya pada upacara tertentu yaitu Tortor
Tandok
e)
Tutup kepala, atau ikat kepala yang berbahan
kain ulos
Setidaknya ada 8 (delapan) gerakan yang SibatakJalanJalan
ketahui yang ingin kami bagikan kepada teman-teman pembaca dalam hal seni tari Tortor.
Beberapa dari gerakan ini sudah pernah SibatakJalanJalan lakukan dan
ngomong-ngomong nih, SibatakJalanJalan waktu SD dulu pernah bareng teman-teman
menjuarai seni gerak tari ini ditingkat kabupaten. Hehe, Gapapakan sedikit nostalgia dulu teman-teman SibatakJalanJalan.
Yaps, balik lagi ke
topik pembahasan kita mengenai 8 (delapan) seni gerakan dasar tari Tortor yang
mungkin teman-teman pembaca bisa latih dan coba dirumah, yaitu :
a)
Dasar/Pakem pertama adalah Mangurdot. Yaitu
dengan cara mengikuti irama Gondang Batak. Filosofi dari gerakan Mangurdot
adalah lambang dari sifat dan karakter orang Batak yang harus patuh, sopan,
rajin dan dapat diatur .
b)
Kedua, Tortor Mula-mula, dilakukan dengan
sepasang laki-laki dan perempuan. Filosofinya adalah bahwa suatu pekerjaan itu
harus dilakukan bersama dan diawali dengan ketulusan juga keikhlasan hati. Maka
berkat yang kuasa akan diberikan kepada kita .
c)
Ketiga, Tortor Somba, gerakan tari Tortor ini
dapat dilakukan laki-laki atau perempuan dan keduanya. Filosofinya adalah bahwa
manusia harus menghormati Pencipta, para Raja/Pemimpin, para leluhur dan juga
tentunya seluruh alam semesta. Dan hal itu akan melimpahkan berkat serta
perlindungannya kepada kita dimanapun berada .
d)
Keempat, adalah gerakan Tortor Raja, sama
seperti sebelumnya bahwa gerakan tari Tortor ini dapat dilakukan perempuan atau
laki-laki juga keduanya. Filosofinya adalah bahwa sifat dan karakter seorang
Raja/pemimpin dan Boru ni Raja harus mau dan siap berkorban pada setiap beban
yang ditangguhkan kepadanya. Baik itu yang berasal dari keluarganya sendiri
maupun dari rakyatnya. Seorang Raja dan Boru ni Raja harus mampu menyelesaikan
masalah tersebut dengan bijak, jujur dan adil.
e)
Kelima, adalah Tortor Siboru, khusus gerakan
tari Tortor ini hanya dilakukan perempuan. Filosofinya adalah lambang sifat dan
karakter seorang wanita Batak yang sabar, penyayang dan mampu berlaku dengan
bijak pada keluarga dan lingkungannya.
f)
Keenam, tari Tortor Hahuasion yang adalah
gerakan ini dikhususkan untuk laki-laki. Filosofinya adalah lambang dari sifat
seorang kepala rumah tangga/Pemimpin yang harus bijak, jujur dan adil dalam
memimpin rumah tangga/rakyatnya. Namun tanpa membeda-bedakan rasa kasih dan
sayang dalam keluarga. Dan dapat menjadi panutan dalam masyarakat.
g)
Ketujuh, adalah tari Tortor yang disebut
Manerser, dan gerakan ini dikhususkan biasanya teruntuk perempuan saja.
Filosofinya adalah lambang dari kebersamaan para wanita suku Batak Toba dalam
adat dan bekerja secara tolong-menolong. Dalam tari Tortor Manerser dibagi
menjadi 2 (dua) bagian yaitu dengan Manerser sambil mangurdot dan Manerser
biasa.
h)
Kedelapan adalah tari Tortor Pasu-pasu yang
dilakukan oleh laki-laki atau perempuan dan keduanya. Filosofi dari gerakan ini
adalah bahwa berkat yang diberi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa disampaikan melalui
Raja dan Hula-hula (kerabat keluarga) yang terdiri dari tulang, ompung dan juga tentunya orang tua.
|
Seorang wanita sedang menari Tortor, Sumber gambar : Pinterest.com |
Dalam wawancara yang dilakukan National Geographic Indonesia pada pendiri Sanggar Budaya Batak,
Gorga yaitu adalah Togarma Naibaho
menyatakan pendapat bahwa asal mula kata Tortor berasal dari suara hentakan
kaki penari di atas papan rumah adat Batak. Adapun irama tersebut diiringi
suara Gondang yang menghentak.
“Tujuan tarian ini
dulu untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Tarian
ini memiliki proses ritual yang harus dilalui ” . -Togarma Naibaho
Pada zaman dahulu tari Tortor sesungguhnya bertujuan sangat
sakral dan dilakukan pada acara tertentu saja.
Sama seperti yang dikatakan oleh saudara Togarma Naibaho, bahwa tarian ini
memiliki beberapa proses ritual yang harus dilalui terlebih dahulu, dan
tentunya hanya acara yang sangat-sangat formal saja dilakukan tarian Tortor. Adapun
pesta muda-mudi dimaksudkan adalah upacara pernikahan.
Sebagai informasi tambahan mengenai tari Tortor ini, seperti
yang SibatakJalanJalan katakan sebelumnya, bahwa tarian ini berhubungan langsung
dengan roh. Dimana roh tersebut akan dipanggil dan ‘merasuki’ patung-patung
batu lalu bergerak seperti penari Tortor lain.
Seiring perkembangan zaman masa
kini, perubahanpun ikut membawa angin baru pada ritual yang sangat terdengar
sakral dan juga memiliki hubungan keagamaan ini.
Tari Tortor kini menjadi salah satu hiburan rakyat dalam upacara
adat dan acara-acara yang dilakukan, baik formal dan non formal yang dilakukan
masyarakat Batak.
Adapun variasi hiburan dari tari Tortor ini adalah sebagai
identitas Tanah Batak yang juga menjadi daya tarik turis asing dan domestik
untuk menyaksikannya langsung bagaimana tari Tortor, sejarah, arti dan maknanya
di tempat-tempat wisata Danau Toba juga Tapanuli dan sekitarnya .
Perlu SibatakJalanJalan jelaskan bahwa pola lantai disini
adalah pola/formasi penari. Dan bukan lantai itu harus terbuat dari semen,
keramik atau tanah. Selama areal tersebut luas dan dapat digunakan untuk
bergerak bebas melakukan tarian ini, maka lantai dengan tanah, keramik, ataupun semen dapat digunakan
selama bidangnya datar dan rata .
Untuk formasi dasar adalah dengan Bentuk Sejajar lalu
kemudian Bentuk Melingkar, jadi ada 2 (dua) untuk formasi dasar ya teman-teman.
Untuk jumlah penari dapat berjumlah ganjil juga ada genap
atau sepasang.
Dalam bentuk Segitiga maka formasi jumlah penarinya adalah
minimal 3 (tiga) orang
Dalam bentuk Segilima maka formasi jumlah penarinya adalah
minimal 5 (lima) orang, dan begitu seterusnya.
Adapun dalam tarian Tortor penari tersebut dibagi menjadi 2
(dua) macam. Na Manortor atau dikenal
dengan Panortor dan Pangayapi atau pelindung dari na Manortor .
Dalam hal ini setiap
sepasang penari didampingi oleh satu pelindung. Contoh menjadi 3 orang penari,
5 , 7 dan seterusnya.
Dalam melakukan gerakan tari Tortor dalam acara dan hiburan,
terdapat beberapa tahapan Gondang yang terdiri dari :
a)
Gondang Mula-mula
b)
Gondang Somba
c)
Gondang Mangaliat
d)
Gondang Simonang-monang
e)
Gondang Sibungajambu
f)
Gondang Marhusip
g)
Gondang Hasahatan Sitio-tio
Sekian.
HORASS ...!