|
Salah satu spot foto di Samosir/Onan Runggu bersama anak Vespa |
Perjalanan Touring Vespa ke Pulau Samosir di Danau Toba dan kisah kami bagaimana menjadi saksi tenggelamnya kapal Sinar bangun di Tahun 2018 .
Kurang dari dua minggu lalu kita jalan-jalan ke
Samosir, potongan surga yang jatuh ke dunia, begitu katanya. Tapi
Danau Tobaku sedang bersedih, benarkah ada kesedihan di surga ?
mungkin 'dia' diletakkan di bumi yang hakekatnya kesedihan dan
keserakahan ada disini, lalu tercemari.
|
Sarapan pagi sama si Twins Ramot Manalu |
|
Aek Natonang atau dalam bahasa Indonesia Air yang tenang |
|
|
|
|
Pulau Samosir itu indah
bagiku, setidaknya sudah 2 kali singgah ke sana dalam kurun waktu 3
tahun dalam mode liburan ( :D Yaiii ! :) ) walau harga makanan dan
minuman lebih mahal di banding daerah lain, yang pastinya kita dengan
kantong pas-pasan harus bisa 'stel irit'.
Orang Samosir itu
ramah-ramah (untuk lingkungan orang Batak) dan disana sempat
mengunjungi beberapa tempat, seperti pasar Tomok, Aek Natonang
(letaknya di atas pulau samosir dan tampak seperti danau mungkin
sekilas seperti danau tapi ini bukan Paropo ya teman-teman) saya
rekomended banget untuk kemah disini tapi tetap jaga alam dan
kebersihan kita bersama, Janji Matogu (kediaman keluarga bg.Tamba) lalu Tugu Sinaga dan beberapa tugu lain
walau hanya sekilas dan sebentar, tidak lupa mandi di pesisir
Samosir.
|
Kapal Ferry KM Toba 2 |
Sekembalinya ke Parapat atau tepat beberapa jam sebelum
kapal Sinar Bangun tenggelam, dari Kapal Ferry KM 2 yang kami
tumpangi air sudah naik/meninggi, awalnya saya tidak menyadari betul
kejadian ini namun teman saya yang sudah sering ke Samosir memberikan
beberapa komentar yang buat saya terkejut "Lae, tinggi kali air
ini ya ..." kata lae Saragih.
Sebenarnya saya yang dari tadi
memperhatikan danau juga memberikan komentar balik "iya lae,
cobaklah le, lihat itu banyak kali sampah kantong plastik, nah itu
ada ikan mati" sekilas hal ini membuat kawan-kawan anak vespa
lainnya yang memperhatikan danau juga berkomentar pedas tentang kita
yang tidak sadar sudah sangat mencemari alam ini.
Sedikit hal yang
mungkin bisa saya ceritakan dan menggelitik namun membuat penasaran
bahwa ada seekor Naga yang mendiami bagian terdalam dari Tao Toba,
juga mitos ikan mas yang muncul sebagai tanda akan datangnya bahaya.
Disini kami belum tahu kejadian bahwa ada pemancing yang menangkap
ikan mas dengan ukuran besar, mungkin teman saya yang cerita mitos
itu bakalan panik. Haha.
Masih di kapal Ferry KM Toba 2, masih
terlihat sangat dan teramat banyak sampah kantong plastik yang kami
lihat, anak-anak juga sempat berteriak pada orang-orang yang dengan
sengaja membuang plastik ke danau dari lantai 2 kapal, itu terjadi
bahkan 3 kali, mungkin mereka tidak mendengar Appara saya
berteriak-teriak dari ujung kapal sambil merepet atau dikira kami
sedang bercanda, entahla. Kasihan danauku, banyak sampah di tubuhnya
membuat tubuhnya kotor bahkan saya melihat 2 kali ikan mati dengan
ukuran telapak tangan mengambang saat melintasi Tao dalam bahasa Batak atau Danau.
Mungkin
teman-teman ada yang pernah menonton standup comedy yang dibawakan
seorang mahasiswa UGM bermarga Rajagukguk yang dimana pada acara ini
lebih banyak menceritakan tentang realita hidup walau kadang terlalu
hyperbola dalam story tellingnya. Rajagukguk sempat berkomentar
dengan syair lagu yang diubahnya menjadi kalimat begini "danauku
dulu tidak begini.. sekarang jadi banyak ***"
(maksudnya adalah sampah dan kotoran manusia) Tapi apakah itu benar ?
Teringat sewaktu masih SD dulu, saya pernah ke Danau Toba dan
menangkap ikan-ikan kecil di pinggiran pelabuhan Muara (saat itu
beberapa hari setelah runtuh dan tenggelamnya hotel yang berdiri di
pinggiran danau dan memakan korban turis, tidak tahu pastinya itu
turis domestik atau luar negeri) kenangan kecil itu sangat
menyenangkan dan kira-kira saya menangkap lebih dari 2-3 ikan, sangat
banyak yang kelihatan dan banyak yang tertangkap juga. Saat saya
bertanya pada Bapak saya untuk membawa ikan kecil ini ke Tarutung
yang harapannya bisa saya lepas di kolam belakang rumah, Bapak saya
menolak.. beliau berkata "jangan amang, tempatnya dia di
sini. Kamu harus juga bisa menjaga alam dan kelestarian danau toba
sampai nanti kamu beranak cucu" alasan itu menenangkanku.
Disini saya ingin anda melihat perbandingan antara kenangan yang saya
miliki dan anda yang mungkin jika sedang berada di pinggir danau
mencoba melihat dan memperhatikan, adakah ikan kecilku itu dulu
?
|
Di Bukit senyum bersama beberapa anak Vespa dari Medan dan Samosir, J Silaen dalam posisi sedikit topless :D atau tidak mengenakan baju |
|
Beberapa Vespa yang parkir di bukit senyum, yang saya tumpangi sebelah kanan(si cinta, warna biru gelap) dari gambar paling depan |
Sebelum ke Samosir di Parapat kami sempat singgah dan berkemah di
Bukit Senyum, kamu bisa melihat pulau Samosir dari sini, bg J. Silaen
teman kami sekaligus senior dan guide kami banyak bercerita kejadian
mengenai tabrakan kapal dan hal-hal lain dengan pembawaan santai di
malam yang berangin kencang itu, teman-teman anak vespa lain yang
tidak sengaja bertemu di sana juga saling menambahkan dan memberikan
candaan ringan.
Dijam tenggelamnya kapal, Puji Tuhan kami sudah di
Parapat dan mengalami mogok vespa di SPBU Parapat yang padat.
Kejadiannya hawa panas mulai menaik diikuti dengan angin mulai
berhembus kencang, dalam ilmu Fisika hal ini lumrah terjadi dalam
keadaan thermodinamika bahwa daerah panas akan dimasuki oleh udara
dingin jika sudah mencapai suhu tertingginya dan mengakibatkan
tekanan pada daerah tersebut semakin besar dan mengakibatkan
pusaran-pusaran angin kecil dan ini lumrah terjadi di daerah pantai
dan diikuti hujan deras.
Begitulah gambaran kejadian saat itu dan
beberapa puluh menit kemudian mobil Patroli Polisi dan BASARNAS
terlihat di kota Parapat, kami belum menyadari kapal tenggelam ini.
Selang beberapa jam beberapa teman saya mendapat telepon dari
keluarganya menyatakan bahwa melihat berita di TV tentang
tenggelamnya kapal Sinar Bangun, sontak kami mengucap syukur di mulut
dan hati kami "Puji Tuhan engkau masih melindungi kami ya
Bapa.." ucap kami.
Pada kejadian ini kami juga mendapat berita
bahwa belasan saudara kami anak Vespa dari Indrapura menjadi
korbannya, berkati tubuh mereka dan berikan penghiburan pada keluarga
yang ditinggalkan ya Bapa, dan berikan petunjuk bagi mereka yang
membantu mencari tubuh-tubuh mereka yang tenggelam sehingga dapat
dikebumikan di kampung halamannya ya Tuhan. Saat ini saya membaca
berita bahwa korban yang selamat berjumlah 21 orang dan 3 korban yang
sudah kehilangan nyawa/meninggal di temukan.
|
Foto BASARNAS dari Liputan6.com |
BERHENTI MENYALAHKAN, INI
SALAH KITA BERSAMA Banyak berita beredar tentang mitos dan
pihak-pihak yang harus disalahkan seperti Nahkoda kapal yang selamat,
pemerintah, dinas perhubungan dan bahkan masyarakat yang menangkap
ikan mas di Simanindo atas kejadian ini, berhentilah saudaraku, ini
salah kita.
Mari kita mulai lagi MARTABE (Marsipature Huta na Be)
melihat kedalam diri kita, mendewasakan iman kita dan mengembalikan
kepercayaan dan hidup/mati kita seutuhnya pada Yang Maha Kuasa,
karena siapakah aku Allah di dunia ini jika bukan menjadi bola
matamu, dan siapakah aku Allah jika bukan pada rancanganMulah ku
berserah, Ku serahkan ya Allah, ya Tuhan dan Roh Kudus kedalam
tanganMu saja hidup dan Matiku, Amin.
Ditulis pada 26 Juni 2018
Disunting 01-November 2020